Biasanya rekan sekerja sangat cepat untuk memadamkan pendekatan antusias mula-mula yang dimiliki oleh seorang individu dengan komen¬tar: ‘Jangan pedulikan, mereka sudah berada di jalur yang benar—tapi jangan khawatir, meneka akan segera kembali normal’. Pendekatan indivi¬dual yang kedua yang lebih jujur adalah mencoba untuk mengawali per¬ubahan di dalam tim dan organisasi mereka. Sering kali setelah itu mere¬ka merasa terisolasi. Pendekatan ketiga yang lebih menentukan adalah memiliki pendirian. Ini memberikan pembenaran bagi rekan-rekan yang lain untuk mengisolasi lebih jauh. Bergantung pada daya tahan dan ting¬katan status mereka, pendekatan yang beragam mi dapat berjalan sampai dengan tingkatan tertentu, namun biasanya hanya untuk jangka pendek.
Kemudian pendekatan reflektif yang keempat ‘mengapa saya mem¬buang-buang waktu saya di sini’ datang kepada mereka. Dan sini sese¬orang akan jatuh kembali dalam rasa aman perilaku lama yang sudah dibuang atau mengambil kesempatan untuk pergi. Langkah mi mungkin berharga bagi orang tersebut, walaupun menyakitkan bagi organisasi. Mereka melakukan hal itu bukan karena mereka benar-benar mengingin¬kannya tapi karena mereka telah mencapai tingkat ketidakpuasan ten¬hadap apa yang mereka lakukan. Dengan bekerja keras untuk mengem¬bangkan potensi mereka, mereka ingin tetap melanjutkan bertumbuh, bukannya dihalangi oleh pemikiran sempit dan kekhawatiran akan rasa aman. Mereka ingin memiliki kemampuan untuk melayani dan dihargai, menjadi seperti kepada siapa mereka bekerja sekarang. Untuk alasan yang sama banyak hubungan gagal ketika salah satu berkembang dan yang lain ingin menjaga agar segala sesuatu tetap seperti apa adanya. Dalam suatu hubungan, kecuali terdapat kesepakatan untuk pertumbuhan dan peng¬hargaan, mereka akan kandas gagal atau tersapu hanya disebabkan oleh perilaku mereka.
Hal yang sama dan sudut pandang organisasi, setiap program perubah¬an yang tidak mengembangkan secara pribadi orang-orangnya dan terus melakukannya dengan membangun pemikiran dan kepemilikan wirausa¬ha, tidak akan dapat menghindar dan ketidaklanggengan dan akan terli¬hat hanya sebagai suatu trend sesaat dengan pengulangan kata-kata yang umum: ‘lagi-lagi i, program perubahan yang lain’ yang disuarakan di sepanjang koridor dan e-mail.
Suatu kejutankah bahwa organisasi tidak mempertahankan orang¬orang terbaiknya? Persentase orang yang meninggalkan organisasi cukup tinggi. Beninvestasi jutaan dolar untuk pelatihan demi keuntungan kom¬petisi merupakan kegiatan yang biasa dilakukan, namun mempertthan¬kan orang-orang unggul yang menjadi kunci pengembangan organisasi sebenarnya lebih masuk akal. Dan sudut pandang tim, banyak pesaing yang sukses dan organisasi mapan telah mempersiapkan diri karena keseluruhan tim yang dikem¬bangkan bersama, merasa tertahan baik oleh orang-orang dalam organisasi maupun oleh struktur organisasi itu sendiri.
Keseluruhan butir kepemimpinan wirausaha adalah bahwa dia mem¬bangkitkan yang terbaik dari setiap individu, tim dan organisasi. Ingat bahwa Kepemimpinan Wirausaha adalah: menanamkan keyakinan untuk berpikir, berperilaku dan bertindak dengan cara wirausaha dengan pemikir¬an menyadari sepenuhnya tujuan yang sesungguhnya dan organisasi demi pertumbuhan yang menguntungkan bagi semua stakeholders yang terlibat,
Tampak bahwa kewirausahaan melibatkan kemauan untuk bekerja bersama. Dua bab pada bagian ini terangkum dalam daftar (Pninsip dan Pelaksanaan) di atas yang dimaksudkan untuk membantu Anda belajar, menerapkan, mengajarkan dan menumbuhkan pninsip dan kegiatan yang akan mengembangkan atribut dan kepemimpinan wirausaha kepada selu¬ruh organisasi.
4 komentar:
memang benar2 sejati
dalam berwirausaha memang harus ada jiwa kepemimpinan sebgi tolak ukur dalam berbisnis
sipppp bro..........!!!
maju terus lanjutkan(Jangan lupa pilih SBY)
siiiipppp
terus berkarya.........!!!
edi said...
siiiipppp
terus berkarya.........!!!
ma kasih semua ats komennya
semoga saya dapat memberi pencerahan
kepada anda semua
bagus artikelnya
lumayan la...???
good job
mantap
Post a Comment